Mungkin, Tidak Ada Lebaran di Gaza dan Somalia

Ratusan juta muslim di muka bumi bersiap merayakan Idhul Fitri dengan penuh suka-cita. Masjid dibersihkan. Wewangian lengket di ruang tamu. Meja makan cuma penuh aroma rempah.

Tapi itu tak berlaku di semua wilayah. Setidaknya tidak di Gaza dan beberapa negara Afrika. Penduduk dua negeri yang nyaris senantiasa menanggung celaka itu mungkin takkan merayakan lebaran. Bukan karena pilihan, tentunya, tapi keadaan.

Tengoklah fakta berikut, yang diungkapkan oleh Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA). Jumlah penduduk negara Tanduk Afrika seperti Somalia, Kenya, Djibouti dan Ethiopia yang terseret dampak kekurangan pangan meningkat dari 10 juta menjadi 12,4 juta orang. Anak-anak merupakan yang paling menderita. Unicef, badan PBB untuk anak-anak, mencatat bahwa sekitar 2,3 juta anak mengalami kelaparan dan kepincangan gizi teramat akut.

Selain itu, Unicef lebih jauh mengungkapkan bahwa lebih dari 500 ribu anak di antaranya kini sekarat dan butuh campur tangan berbagai pihak dengan cepat.

Dan sungguh tak diragukan, kekeringan yang tengah dialami keempat negara Afrika itu adalah yang terburuk selama 60 tahun terakhir. Tak ada harapan bahwa dalam pekan-pekan mendatang kondisi itu akan membaik. Malah, kemarau mungkin akan kian mengganas.
 
Situasi Gaza tak kurang terjepit. Bangsa Palestina di tiap detiknya berhadapan dengan berbagai tantangan tak tepermanai dalam menjalani hidupnya. Mereka, bagaimanapun, berupaya untuk dapat hidup normal. Namun, apakah itu mungkin jika Israel tak surut menjalankan pemerintahan tangan besi?
Israel masih sering melancarkan serangan ke Gaza, dan bangsa Palestina dipaksa hidup dengan standar hidup teramat rendah, jauh dari yang mereka harapkan. Tentunya, perayaan Idhul Fitri bagi mereka di atas merupakan sesuatu yang mustahil.

sumber





0 Komentar:

Post a Comment